BOLEHKAH PEMUDA PEMUDI ADVENT BERPACARAN DENGAN PEMUDA PEMUDI NON ADVENT?

Diposting oleh Pelajaran SSD Online on Kamis, 15 November 2012


Ada empat hal yang tersirat dalam pikiran saya mengenai pertanyaan ini:
Pertama-tama, adalah Menjalin relationship dengan siapa saja adalah sebuah kebebasan bagi seseorang dan harus dibina dengan baik, sehat dan rohani. Seseorang memiliki hak dalam memilih dan membina hubungan dengan pribadi mana saja yang dirasa cocok. Menemukan pribadi yang cocok terkadang menjadi sebuah kendala bagi mayoritas, yang pada umumnya teman-teman kita pemudi. Sedangkan ada beberapa, yang dibekali dengan kelebihan-kelebihan, walaupun ini relatif dengan mudah menemukan pribadi yang tepat untuk membina hubungan pertemanan. Jadi kalau mempertanyakan apakah boleh atau tidak, pilihan dapat dikembalikan kepada si pelaku. Pelajaran penting pada point ini adalah Jalinlah hubungan yang dengan baik dan benar dengan siapa saja yang dianggap cocok. Memang menemukan pribadi yang cocok adalah elemen yang penting, namun bagaimana menjadi hubungan dengan sehat, baik, secara rohani adalah teramat penting.
Akan menjadi kesalahan juga walaupun telah menemukan pasangan yang tepat tetapi dalam cara hubungan 'pacaran' yang tidak benar, tidak rohani. Dalam hal ini, tidak memandang lagi apakah dia ini pemuda Advent atau Non Advent. Kedua-duanya bisa membina hubungan dengan baik dan rohani, di lain pihak bisa menjadi kebalikan.
Kedua, adalah Tujuan Berpacaran seharusnya dipahami dengan baik oleh pemuda-pemudi. Dalam membina hubungan ada tahap-tahap atau langkah-langkah yang harus dilalui. Pada tahap 'berpacaran,' hubungan yang terjalin adalah untuk mengenal pribadi, karakter tiap-tiap pasangan. Berdasarkan konteks pertanyaan, maka dalam mengenal kepribadian satu sama lain tidak selayaknya kita membatasi pilihan. Pernyataan ini bukanlah sesuatu yang memberikan sebuah celah atas apa yang diresahkan oleh para orang tua dan pemimpin-pemimpin gereja dalam menyikapi anak-anak muda mereka yang memiliki masalah seperti ini. Berpikir positif, atas apa yang seharusnya terjadi di tahap 'berpacaran' akan membentuk anak-anak muda kita berkembangan dengan baik, dalam relationship and leadership. Mereka harus didukung, sehingga mereka bisa mengekspresikan hal-hal positif yang kuat dan sehat dalam membina pertemanan, tanpa prasangka-prasangka yang bisa mencederai kepekaan mereka atas kepercayaan yang orang tua dan pemimpin gereja harapkan.
Ketiga, adalah Keuntungan Moral dan Rohani haruslah dipikirkan. Point ini haruslah yang utama saat melangkah dalam membina hubungan. Walaupun 'berpacaran' untuk mengenal pribadi masing-masing, namun unsur moral dan rohani haruslah menjadi utama dalam hubungan yang dibina. Sangat disarankan, kalau seandainya hubungan yang terjalin tidak terdapat nilai-nilai rohani dan moral yang dipraktekkan, sebaiknya hubungan tersebut dihentikan. Prinsip Christianity harus nampak dalam segala bentuk aspek kehidupan termasuk berpacaran.
Keempat, adalah Masalah dibalik Munculnya Pertanyaan ini. Perlu kita bertanya balik, "Mengapa kita mempertanyakan apakah boleh pemuda-pemudi SDA berpacaran dengan Non SDA?" Apakah kita menghadapi masalah yang serius menanggapi anak-anak muda kita menjalin hubungan pemuda Non SDA? Kita harus mencari tahu kecenderungan-kecenderungan apa yang akan terjadi atas hubungan yang terbentuk. Kita juga harus mengetahui presentasi dari kecenderungan-kecenderungan tersebut justru membawa jauh orang muda kita dari Tuhan dan persekutuan gereja atau sebaliknya. Pelajari masalah-masalah yang muncul dari hal ini. Kalau persentasi dalam sebuah jemaat tertentu memberikan fakta yang menguntung yang dapat dikaji untuk bisa mengakomodasikan, mengarahkan hal-hal yang positif, ataupun membendung hal-hal yang tidak diinginkan atau yang menyimpang.
Mungkin masalah-masalah klasik dari munculnya pertanyaan ini adalah kecenderungan pertama, konsep berpacaran Non SDA agak berbeda, sehingga hubungan itu tidak berjalan dengan baik, sehat dan rohani. Namun kita harus fair, bahwa tidak hanya mereka, tapi orang muda kita juga yang saling membina hubungan tidak lepas dari kenyataan yang sama. Arti kata sama saja. Jadi melihat kecolongan ini kita bisa berasumsi bahwa tidak ada masalah dalam memilih pacar entah dia itu SDA atau Non SDA. Namun untuk suatu argument yang kuat, langkah yang aman agar terhindar dari kecenderungan ini, sebaiknya kita menyiapkan orang-orang muda yang rohani. Kecenderungan kedua, tujuan pacaran tidak lagi untuk saling mengenal tetapi sudah mengarah kepada pre-marital relationship. Ini telah menjadi jebakan yang besar, sehingga orang-orang muda kita banyak yang jatuh. Tidak dapat dipungkiri, ini telah dan sedang terjadi. Kembali ini bukanlah lagi issue antara pasangan SDA atau Non SDA. Tetapi ini lebih kepada buah-buah Roh, Pengendalian diri. Upaya yang dapat dilakukan oleh orang tua dan pemimpin gereja, bentuklah keterbukaan pikiran dan wawasan dengan orang-orang muda dan bekali mereka dengan hal-hal bersifat rohani. Kecenderungan ketiga, for fun. Sangat mengelikkan kabar akhir-akhir ini, para artis digosipkan dengan video-video hot. Entah itu benar adanya ataupun omong kosong belaka, namun kecenderungan seperti ini yang dipraktekkan dalam tahap berpacaran. Pendekatan yang efektif harus dilakukan kepada orang-orang muda. Membendung nilai-nilai imorality yang telah dianggap common sekarang ini menjadi beban dan tugas dari para orang tua dan pemimpin gereja. Tentunya ini juga adalah tanggung jawab orang muda itu pribadi dengan Tuhan.
Perenungan:
Memilih pasangan bergaul, berteman adalah penting. Namun mempertimbangkan karakter rohani pribadi jauh lebih penting dalam membina hubungan satu sama lain. Bentuk hubungan pertemanan kiranya dapat dijalankan dengan baik dan sehat serta rohani. Kiranya kita bisa mendisiplinkan pikiran kita dengan melakukan apa saja, diketahui maupun tidak diketahui orang lain, hanya untuk kemuliaan bagi Tuhan.
Pengkhotbah 11;9-12;1 "Nikmatilah masa mudamu, hai pemuda! Bergembiralah selama engkau masih remaja. Penuhilah segala hasrat jiwamu, laksanakanlah semua niat hatimu. Tetapi ingat, Allah yang ada di surga, kelak mengadili tindakanmu semua. Usirlah khawatir dan susah dari hatimu, sebab masa mudamu cepat berlalu. Ingatlah pada Penciptamu selagi engkau muda, sebelum tiba tahun-tahun penuh sengsara. Pada masa itu engkau akan berkata, Hidupku tidak bahagia."
Pengkhotbah 12:13-14 "Sesudah semuanya kupertimbangkan, inilah kesimpulan yang kudapatkan. Takutlah kepada Allah dan taatilah segala perintah-Nya, sebab hanya untuk itulah manusia diciptakan-Nya. Allah akan mengadili segala perbuatan kita; yang baik dan yang buruk, bahkan yang tersembunyi juga."

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar