KEPRIBADIAN VERSUS KARAKTER

Diposting oleh Pelajaran SSD Online on Kamis, 15 November 2012


Walaupun Alkitab berkata bahwa kita "berada di dalam dunia namun bukan dari dunia", adalah sangat sulit jika tidaklah mungkin untuk tidak memantulkan paling kurang pada derajat yang kecil dari lingkungan pergaulan dimana kita hidup. Perumpamaan tentang gandum dan lalang adalah cukup akurat. Kita melihat terjemahan ini kedalam beberapa bidang yang memiliki kepentingan yang khusus bagi kita untuk memperhatikan kalau tidak kita menemukan diri kita sendiri (dan orang muda kita) di dalam satu situasi yang sangat serupa dengan cerita Alkitab, gadis-gadis muda menunggu pesta dimulai. Satu bidang yang membutuhkan perhatian kita yang khusus adalah bahwa etika-etika yang bersifat situasi dan etika-etika karakter.
Di dalam sebuah tinjauan literatur baru-baru ini dituliskan bahwa lebih dari 200 tahun belakangan ini yaitu yang berhubungan dengan keberhasilan, adalah sangat menarik untuk mencatat sebuah tren/arah yang jelas. Untuk 150 tahun yang pertama, keberhasilan didefinisikan di dalam terminologi tentang kualitas-kualitas sebagai "integritas, kerendahan hati, kesetiaan, pertarakan, semangat, keadilan, kesabaran, kerajinan, kesederhanaan, kerapihan, dan peraturan emas." Dengan kata lain, keberhasilan telah didefinisikan oleh ciri karakter yang positif. Namun, selama 50 tahun yang terakhir ada suatu pergeseran yang tajam dari etika karakter kepada apa yang kita sebut etika kepribadian.
Etika kepribadian lebih berfokus pada gambaran publik, sikap mental yang positif, dan bahkan metode yang terbaik dari penipuan. Dengan kata lain, pergeseran tersebut adalah isue dari karakter kepada isu tentang kepribadian dan penampilan. (Tom Osborne: On Solid Ground) Perubahan dari fokus ini telah memberikan kontribusi bahwa meningkatkan keabsahan erosi moral sampai orang muda tidak lagi memiliki sesuatu yang solid untuk berpegang; tidak ada lagi kompas yang dapat menunjukkan kepada mereka arah yang tepat. Orang-orang jaman sekarang ini mengerti bahwa kehidupan-kehidupan pribadi tidak lagi relevan kepada keberhasilan dan kepada kepemimpinan. Kualitas moral pribadi tidak lagi memiliki berat/masa di dalam jalan seseorang menuju keberhasilan.
Kutipan yang sangat terkenal dari buku Pendidikan muncul dipikiran: "Kebutuhan terbesar dari dunia ini adalah manusia-manusia yang tidak dapat diperjual belikan, manusia yang di dalam jiwa mereka adalah benar dan jujur, manusia yang tidak takut untuk menyebutkan dosa dengan namanya yang tepat, manusia yang kata hatinya teguh bagaikan jarum kompas yang mengarah ke kutup, manusia yang rela berdiri untuk kebenaran walaupun langit runtuh." (Ed. Hal 57) konsep ini hampir kelihatan sudah kuno di dalam dunia jaman sekarang ini—bahkan di antara beberapa pemimpin orang muda sekalipun.
Itulah sebabnya mengapa kutipan itu dimulai dengan ciri-ciri ini "kebutuhan yang terbesar dari dunia. . ." lebih mirip dengan tulisan yang tertera di dinding Babilon, kita perlu untuk bertanya kepada diri kita sendiri "apakah kita didapati membutuhkan?" Apa yang menjadi peran kita sebagai pemimpin-pemimpin? Apakah itu adalah dengan menyediakan kepada orang-orang muda apa yang mereka butuhkan atau membimbing mereka dengan cara menunjukkan kepada mereka apa yang Kristus inginkan-gerbang yang sempit, jalan yang sempit.

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar