KEPEMIMPINAN

Diposting oleh Pelajaran SSD Online on Kamis, 15 November 2012


Aku ingin menyampaikan kepada anda sebuah cerita tentang satu kelompok orang yang menyebutkan diri mereka sendiri penjala manusia. Mereka hidup di sebuah daerah dimana terdapat banyak ikan – air berada dimana-mana mengelilingi mereka. Kenyataannya, seluruh daerah itu dikelilingi oleh sungai-sungai dan danau serta ngarai yang dipenuhi dengan ikan. Dan ikan-ikan itu sangat lapar.
Minggu demi minggu, bulan demi bulan, tahun demi tahun, orang-orang ini yang menyebutkan diri mereka sendiri sebagai penjala ikan mengadakan pertemuan-pertemuan dan berbicara tentang panggilan mereka untuk menjadi penjala manusia, berlimpahnya ikan, dan mereka meninggalkan semua inovasi penangkapan ikan yang terbaru.
Tahun demi tahun, mereka dengan hati-hati menjelaskan apa yang sebenarnya arti dari menangkap ikan itu, mengakui menangkap ikan sebagai sebuah pekerjaan yang mulia, dan menyatakan bahwa menangkap ikan itu selalu menjadi tugas utama dari penjala ikan.
Mereka secara terus menerus mencari metode-metode baru dan yang lebih baik tentang menangkap ikan, dan untuk defenisi yang lebih baik dan baru untuk menangkap ikan. Mereka sangat menyukai slogan-slogan seperti "Menangkap ikan adalah tugas dari setiap penjala ikan." Mereka mensponsori pertemuan-pertemuan khusus yang dikenal sebagai "Kampanye Penjala Ikan." Mereka kemudian berlanjut dengan mengadakan tur secara nasional dan bahkan mendunia untuk mendiskusikan penangkapan ikan dan mempromosikan ikan dan mendengar tentang semua perkembangan dan kemajuan teknologi yang terbaru di dalam hal menangkap ikan dan cara-cara baru dari menyuguhkan umpan kepada ikan yang membuatnya lebih menarik dan menggoda.
Mereka membangun gedung-gedung besar yang indah yang mereka sebutkan "Pusat Perikanan," dan memili beberapa dari teman-teman nelayan mereka untuk menjadi staf. Mereka meminta kepada setiap orang untuk menjadi nelayan. Hanya ada satu hal yang tidak mereka lakukan. Mereka tidak menangkap ikan. Tidak pernah.
Sebagai tambahan untuk mengatur dan mengadakan jadwal-jdwal pertemuan-pertemuan, mereka membentuk sebuah dewan untuk mengirim para nelayan kesluruh bagian-bagian lain dari dunia dimana terdapat banyak ikan. Dewan itu kemudian menunjuk berbagai komite dan mengadakan berbagai pertemuan untuk membicarakan tentang menangkap ikan, dan mengembangkan strategi-strategi yang baru untuk menangkap ikan. Tetapi anggota-anggota komite itu tidak pernah pergi menangkap ikan.
Pusat-pusat pelatihan yang besar dan mahal di bangun untuk tujuan dari mengajarkan kepada para nelayan bagaimana untuk menangkap ikan. Mereka menawarkan kursus-kursus tentang kebutuhan-kebutuhan akan ikan, sifat-sifat dari ikan, berhadapan dengan generasi ikan yang berbeda-beda, hal-hal yang berhubungan dengan psikologi dari ikan, dan bagaimana untuk mendekati dan memberi makan ikan. Semua profesor memiliki gelar di dalam ilmu perikanan, tetapi tidak seorangpun yang pernah pergi untuk menangkap ikan. Mereka hanya mengajar bagaimana untuk menangkap ikan. Setelah menyelesaikan kursus pendidikan itu, para tamatan diberikan ijin untuk menangkap ikan dan diutus untuk pergi dan melakukan pekerjaan penuh waktu yaitu menangkap ikan, sebagian bahkan menjauhi air yang penuh dengan banyak ikan.
Banyak yang telah merasa panggilan untuk menjadi nelayan-nelayan memberikan sambutan. Mereka dikirim untuk menjalankan tugas menangkap ikan. Tetapi sama seperti nelayan-nelayan yang dahulu, mereka dapat berbicara berjam-jam tentang perlunya menangkap ikan, dan mereka mengetahui tentang perkembangan terkini dari hal menangkap ikan, tetapi mereka tidak menangkap ikan. Mereka terlalu sibuk melakukan hal-hal yang lain. Sebagian orang berkata bahwa mereka sebenarnya ingin untuk menangkap ikan, tetapi oleh karena mereka tidak punya waktu, mereka hanya dapat menyiapkan peralatan menangkap kan kepaa orang lain. Yang lainnya merasa bahwa tugas-tugas mereka adalah untuk membangun sebuah hubungan yang baik dengan ikan sehingga ikan itu akan dapat bersikap berterima kepada para nelayan.
Setelah sebuah pertemuan tentang "Perlunya Menangkap Ikan," seorang muda meninggalkan pertemuan itu dan langsung pergi untuk menangkap ikan. Dia melaporkan pada hari berikutnya bahwa dia telah menangkap dua ekor ikan yang luarbiasa. Dia dihormati untuk penangkapannya yang besar itu, dan segera diaturlah sebuah tur keseluruh dunia untuk kunjungannya supaya dia dapat mengadakan pertemuan-pertemuan yang besar dan mengatakan bagaimana dia telah melakukannya. Sehingga dia berhenti menangkap ikan agar supaya dapat memiliki waktu untuk mengatakan kepada orang lain tentang pengalaman tersebut. Dia juga ditempatkan di Dewan Umum Perserikatan Nelayan, yang mengambil banyak waktunya, sehingga dia sama sekali tidak memiliki waktu untuk mengakap ikan.
Sekarang adalah benar bahwa kebanyakan dari nelayan-nelayan itu telah membuat pengorbanan pribadi dan menghadapi semua jenis kesulitan-kesulitan. Beberapa orang tinggal dekat dengan air dan harus mencium bau busuk dari ikan yang telah mati setiap hari. Mereka dicemooh oleh sebagian orang yang menjadikan mereka sebagai bahan lelucon tentang klub nelayanan mereka dan kenyataannya ialah bahwa, walaupun mereka menyebutkan diri mereka sebagai nelayan-nelayan, mereka tidak pernah pergi menangkap ikan. Mereka bertanya-tanya tentang orang-orang yang merasa bahwa dengan menghadiri pertemuan mingguan untuk membicarakan tentang hal menangkap ikan adalah hanya membuag-buang waktu. Lagi pula, apakah mereka tidak mengikuti sang Guru yang mengatakan, "Ikutlah Aku, maka Aku akan menjadikan kamu penjala-penjala manusia"?
–Darrell W. Robinson, People Sharing Jesus
Waktu istirahat (bagi di dalam kelompok-kelompok kecil)
Diskusikan implikasi-implikasi dari cerita di atas atau, lebih baik lagi, pergilah menangkap ikan.…

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar